Logo_Pasir
Logo_Teks_Pasir

 

Negara Besar Adalah Negara Yang Menghargai Jasa Para Pahlawannya

Menu Utama

Halaman Muka
Asal Kerajaan Pasir
Asal Bangsawan Pasir
Masa Penting Kerajaan
Masa Sultan Ibrahim
Kronologis Perjuangan
Silsilah Raja-Raja Pasir
Silsilah Sultan Ibrahim
Keluarga Sultan Ibrahim
Daftar Nama Raja Pasir
Gelar Bangsawan Pasir
Sejarah Pemerintahan
Album Photo Kerajaan
Mitologi Putri Betung
Buku Tamu
 

Link ke Situs Lain

 
 
 
 
 
 

Kontak Penulis

 

benipro@telkom.net

 

Penulis

      Sekapur Sirih Dari Penulis

Masa-Masa Penting Kesultanan Pasir

Berikut ini merupakan ringkasan sejarah beberapa Sultan atau Raja-raja yang pernah berkuasa atau memerintah Kerajaan Pasir (Sadurangas) di  Kalimantan Timur yang riwayat hidupnya berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi dan masa-masa dimana kerajaan ini pernah berdiri dan jaya di bumi Borneo (Kalimantan).

 

Masa Pemerintahan Sultan Adam

 

Di masa Sultan Adam inilah kerajaan Pasir mengadakan perjanjian yang pertama dengan pihak Belanda yang sifatnya hanya mengenai soal-soal hubungan perdagangan.  Setelah wafatnya Sultan Adam, berhubung anaknya yang laki-laki masih belum ada yang besar, maka tampuk pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri dengan dinobatkan menjadi Sultan Sepuh.

 

Masa Pemerintahan Sultan Sepuh

 

Dalam masa pemerintahan Sultan Sepuh, pemerintahan dapat berjalan baik sebagai mana di masa Sultan Adam sendiri. Hanya setelah wafatnya Sultan Sepuh pada tahun 1870, maka terjadi perebutan kekuasaan menjadi sultan yaitu antara Adjie Mohammad Ali (putera dari Sultan Makhmud) dengan Pangeran Abdurrachman (putera dari Sultan Adam). Oleh karena Pangeran Abdurrachman lebih banyak disukai oleh rakyat, maka Ia pun dinobatkan rakyat di Benua untuk menjadi Sultan dari kerajaan Pasir. Sedangkan Adjie Mohammad Ali yang kecewa dengan peristiwa tersebut meminta bantuan kepada pihak Belanda sehingga Ia dinobatkan menjadi Sultan di Muara Pasir.

 

Pecahnya Kerajaan Pasir

 

Sepeninggalnya Sultan Sepuh, karena terjadinya perebutan kekuasaan menjadi sultan maka pada waktu itu terdapat dua sultan di kerajaan Pasir, yaitu Sultan Abdurrachman yang dinobatkan rakyat di Benua dan Sultan Adjie Mohammad Ali yang dinobatkan Belanda di Muara Pasir. Berhubung dengan keadaan ini maka selalu timbul pertempuran kecil antara pengikut Sultan Adjie Mohammad Ali dengan pengikut Sultan Abdrruchman. Dan pada akhirnya pihak Sultan Adjie Mohammad Ali mendapat kemenangan, dan Sultan Abdurrachman meninggal dunia dengan tiba-tiba. Demikianlah pada tahun 1874 pemimpin-pemimpin dari pihak Sultan Abdurrachman yang dikepalai oleh Saijid Taha Alsegaff bergelar Pangeran Polisi ditangkap oleh alat kekuatan Sultan Adjie Mohammad Ali, yaitu Belanda dan diasingkan ke Pulau Laut.

 

 

Masa Pemerintahan Sultan Adjie Mohammad Ali

 

Akan tetapi Sultan Adjie Mohammad Ali hanya sempat menjadi sultan dari seluruh kerajaan Pasir hanya satu tahun lamanya. Dengan cerdik busuk, pihak Belanda memfitnah dengan mengatakan bahwa Sultan Adjie Mohammad Ali telah merencanakan suatu pemberontakan terhadap Belanda. Demikianlah pada akhirnya Sultan Adjie Mohammad Ali sekeluarga dan sejumlah pengikutnya pada tahun 1876 ditangkap dan diasingkan ke Banjarmasin.

 

Masa Pemerintahan Transisi (Belanda)

 

Sementara Belanda mencoba memerintah langsung daerah kerajaan Pasir, tetapi kenyataannya tidak dapat berjalan dengan baik karena di mana-mana timbul pemberontakan dan perlawanan terhadap Belanda. Rakyat Pasir berpendapat haram hukumnya diperintah oleh orang kafir atau bukan Islam. Setelah melihat keadaan yang demikian itu, maka Belanda berusaha kembali mengaktifkan pemerintahan kerajaan kembali untuk mengatasinya dengan jalan mencari salah seorang keluarga raja yang dianggapnya mampu. Demikianlah salah seorang keluarga raja keturunan Bugis yang mempunyai pengaruh besar lagi hartawan bernama Adjie Medje diangkat dan dinobatkan menjadi Sultan di kerajaan Pasir dengan gelar Sultan Ibrahim Chaliludin.

 

Pro-kontra Pengakatan Sultan Ibrahim Chaliludin

 

Mengenai pengakatan Sultan Ibrahim Chaliludin telah mendapat reaksi dari sejumlah keluarga bangsawan Pasir, oleh karena Sultan tersebut hanya turunan dari ibunya sedangkan ayahnya bukanlah seorang sultan dan hanya salah seorang turunan bangsawan Bugis dari Sulawesi yang terkenal pemberani dan disegani oleh masyarakat yang bernama Adjie Gapa. Akan tetapi walau pun mendapat reaksi yang demikian, namun berkat kebijaksanaan Sultan itu ditambah pula oleh banyak pengikutnya orang-orang Bugis yang terkenal pemberani, segala reaksi yang menyulitkan dapat diatasinya.

 
 

Bagi setiap orang yang mengetahui informasi yang berkaitan dengan kisah perjuangan Sultan Ibrahim Chaliludin dapat memberikan informasinya yang akurat pada kami, yaitu :

  1. Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin

  2. Pangeran Adjie Bachtiar Chaliluddin